Mungkin bisa dibilang sebagai "Dark Day" di Padang, Sumbar.
Pasalnya pada tanggal tersebut telah terjadi gempa berkekuatan 7,6 SR.
Gempa tersebut mengakibatkan lebih dari 700 orang meninggal dan ribuan orang
mengalami luka parah dan ringan.
Ribuan orang menangis karena kehilangan keluarga, sanak saudara, harta benda dll.
Aku melihat berita tentang gempa di Padang, diberitakan bahwa ada seorang
remaja bernama Ramlan berasal dari Subang, rela memotong kakinya sendiri demi
menyelamatkan diri dari reruntuhan bangunan yang menimpanya.
Betapa ngerinya aku mendengar seseorang memotong kakinya sendiri dengan menggunakan gergaji.
Aku bener-bener nggak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika aku yang memotong kakiku sendiri.
Tapi, hal itu tetap dilakukan seorang Ramlan yang rela salah satu kakinya dipotong
demi menyelamatkan diri.
Ya itulah perjuangan dan pengorbanan seorang Ramlan yang hidup sendiri di Padang karena merantau.
Melihat keadaan Padang pasca gempa, membuat aku ingin menangis.
Bangunan-bangunan yang semula berdiri kokoh dan megah, tiba-tiba menjadi puing-puing dan reruntuhan
yang berserakan di mana-mana.
Kini mereka hanya bisa tertunduk pasrah melihat keadaan tempat tinggal mereka yang hancur dan rata dengan tanah.
Mungkin ini semua adalah cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai orang yang beriman, kita wajib menerima, tawakal dan berusaha menjadi orang yang lebih baik.
Aku mengajak kalian semua untuk terus berdoa, agar saudara-saudara kita di Padang
diberi kesabaran dan semoga bencana ini tidak akan terjadi lagi.
Amien Ya Robal'alamin. . . .
Gempa tersebut mengakibatkan lebih dari 700 orang meninggal dan ribuan orang
mengalami luka parah dan ringan.
Ribuan orang menangis karena kehilangan keluarga, sanak saudara, harta benda dll.
Aku melihat berita tentang gempa di Padang, diberitakan bahwa ada seorang
remaja bernama Ramlan berasal dari Subang, rela memotong kakinya sendiri demi
menyelamatkan diri dari reruntuhan bangunan yang menimpanya.
Betapa ngerinya aku mendengar seseorang memotong kakinya sendiri dengan menggunakan gergaji.
Aku bener-bener nggak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika aku yang memotong kakiku sendiri.
Tapi, hal itu tetap dilakukan seorang Ramlan yang rela salah satu kakinya dipotong
demi menyelamatkan diri.
Ya itulah perjuangan dan pengorbanan seorang Ramlan yang hidup sendiri di Padang karena merantau.
Melihat keadaan Padang pasca gempa, membuat aku ingin menangis.
Bangunan-bangunan yang semula berdiri kokoh dan megah, tiba-tiba menjadi puing-puing dan reruntuhan
yang berserakan di mana-mana.
Kini mereka hanya bisa tertunduk pasrah melihat keadaan tempat tinggal mereka yang hancur dan rata dengan tanah.
Mungkin ini semua adalah cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai orang yang beriman, kita wajib menerima, tawakal dan berusaha menjadi orang yang lebih baik.
Aku mengajak kalian semua untuk terus berdoa, agar saudara-saudara kita di Padang
diberi kesabaran dan semoga bencana ini tidak akan terjadi lagi.
Amien Ya Robal'alamin. . . .